Nah, saat cinta menghampirimu, sebaiknya juga segera
memilih. Apakah kau akan merespon cinta itu datang, ataukah justru sebaliknya
kamu memilih tidak menaggapinya dan menunggu saat yang tepat untuk menyamainya.
Pilihannya cukup sederhana, take it or leave it.
Meskpun tentu saja hal ini sangat sulit. Karena sapaan cinta
begitu syahdu. Ia akan melenakan kamu dan membuai hatimu, ia akan membuat kamu
merasa disayangi, merasa diperhartikan dan merasa selalu dalam kondisi
kebahagiaan yang luar biasa.
Tatkala engkau sedang merasakan getarannya, ia akan menggema
dalam sanubari hati yang menyahutmu berkali-kali. Terbayang-bayang akan wajah
si dia yang telah mengusik hatimu., gelisah tak berujung, dan penantian itu
selalu menuntutmu. Menuntut untuk tahu kabar dia, menuntut untuk selalu
mendengar suaranya, membayangkan wajahnya dan lain sebagainya.
Di saat itulah kamu harus segera tersadar, bahwa itu bukan pilihan
yang baik. Konsentrasimu bukan untuk itu. Bukan belajar cinta dengan segala
konsekuensinya. Bukan pula kursus sayang-sayangan dengan orang yang non muhrim
yang kau anggap kekasihmu.
Segeralah untuk memilih membungkam perasaanmu. Mnidurkannya
sesaat dan kembali menatap masa depanmu dengan indah. Lenakan semua bayang-bayang
tentang dia, dan berharaplah pada kasih sayang Alloh yang Maha Kuasa.
Tetapi sayangnnya, sebagian besar anak muda tidak mau
memilih pilihan yang kedua. Justru malah dia memilih melanjutkan pilihan yang
pertama dengan menanggapi cinta yang ada. Mereka kemudian membingkai perasaan
yang ada dengan kesemuan yang mereka bangun sendiri. Istana cinta yang bisa
saja rapuh ditelan bumi, atau bahkan kalah ditekuk oleh dahsyatnya api yang menyala-nyala.
Pilih Pacaran atau pelajaran ?
Pilih yang mana ? pastinya kamu akan memilih kedua-duanya ,
ya pacaran, ya pelajaran. Kayaknya kok tidak mungkin dua-duanya. Tidakkah kamu
tahu betapa susahnya membagi perhatian, antara memperhatikan sang pacar dengan
memperhatikan pelajaran.
Pelajaran disekolah jelas membutuhkan perhatian yang besar.
Bila kamu adalah seorang pelajar maka belajar merupakan tugas wajib kemu
sebagai seorang pelajar. Pelajaran sekolah yang sedemikian banyaknya tentu saja
tidak dengan mudah bisa kamu kuasai. Kamu kudu punya strategi jitu, mumpuni dan
sangat brilian untuk mengatasi itu semua. Apa lagi bila setiap pelajaran
ternyata sangat membutuhkan keseriusan, pikiran yang tenang dan ketelitian.
Ditambah lagi dengan guru yang galak, judes dan sangat tidak tamah, pasti
pikiran kamu semakin puyeng dibuatnya.
Pelajaran kudu nomer satu, sebab kalau nilai jeblok, kita sendiri
yang merugi. Pacar kita yang sok imut dan baik hati itu pun tidak akan
mengembalikan nilai kamu. Dia pun pasti hanya bisa bilang, “Gak papa YANG,
nilai kamu nggak begitu bagus, yang penting aku masih SAYANG kamu…..”
Uhuiiiiiii, Ciye ciye..! tak ada hubungannya emang, tetapi sering kali
kata-kata seperti ini bisa meluluhkan hati. Pikiran gelisah mendadak berubah
menjadi sendu, hujan rintik-rintik dan bahkan sejuk seketika.
Resikonya bila pacaran melulu, bisa jadi malah kamu berdua
bisa senasib sepenang-gungan. Jam sekolah bukannya belajar di kelas, malah
belajar di taman, tidak ada rasa malu, berduaan, sayang-sayangan dilihat banyak
orang. Padahal baju seragam SMA masih dipakai dengan santainya. Bangga dengan
kesalahan dan sangat angkuh menolak kebenaran. Kesenagnan yang dipupuk hanyalah
kesenangan semu. Kamu merasa akan selalu bahagia bersamanya. Merasa disanjung,
dipuji dan dibahagiakan. Bisa jadi itu hanya kepalsuan saja, karena ada sesuatu
pada dirimu yang menarik harti pacarmu. Mungkin saja dia mengincar sesuatu dari
kamu, yang mungkin kamu sama sekali tidak tahu. Atau dia mengambil keuntungan
dari hubungan cinta yang kamu jalin. Apaka itu dalam bentuk materi, uang, atau
fasilitas lain yang kamu milik sekarang. Pikiran kamu menjadi tersita dengan
segala kesibukanmu menyamai cinta bersamanya.
Menghabiskan waktu dengan SMS ria, telepnan asmara dan
seabrek aktivitas lainnya. Pelajaran menjadi bahan selingan saja. Sekolah hanya
formalitas, tidak untuk mencari ilmu tetapi justru untuk bermain cinta bersama
pacar. Seragam hanya sebagi kedok saja, karena mengikuti pelajaran menjadi
sebuah aktivitas yang membosankan. Duduk di kelas tetapi pikiran melayang
kepada si dia, guru menerangkan dengan jelas, tetapi otak tak mampu menangkap
jelas apa yang diterangkan oleh guru. Pandangan melihat ke depan, tetapi hanya
melamun saja. Kosong dan hampa. Setiap hari yang ada Cuma dia, dia dan dia. Tak
ada yang lainnya.
Pilih nilai bagus atau
hati hangus ?
Nilai bagus, siapa yang nggak pengen. Semuanya pengen
berprestasi, membawa nama sekolah dan dikenal sebagi siswa yang pintar. Tetapi
posisi ini tidak mudah didapatkan. Karena dibutuhkan kerja keras, belajar yang
tekun dan rajin mengulang pelajaran yang diberikan. Menambah waktu belajar,
ikuti kursus tambahan, mendatangkan guru les kerumah dan seabrek
persiapan-persiapan lainnya. Harus suka baca buku, suka diskusi, suka dengan
hal yang baru, yang akan merangsang pikiran untuk maju. Tentu saja segala
persiapan ini tidak bisa di samba. Apalagi di sambi dengan pacaran. Keduanya
adalah dua keping mata uang yang berbeda. Prestasi harus didahulukan tetapi
sang pacar pasti dan pasti akan selalu meminta perhatian.
Tidak menjawab SMS, jadi rebut. Tidak menjawab telepon,
dicurigai macam-macam. Dianggap kasar, tidak perhatian, sudah lupa, dan seabrek
tuduhan-tuduhan lainnya, sang pacar selalu ingin kamu bersama dia selalu.
Menemani hari-harinya, baik hari bahagia maupun hari bête sekalipun. Lalu
bagaimana memahamkan pacar bila kondisinya seperti itu. Pacar tidak mau tahu
kondisi kamu, sementara dia selalu menuntut haknya. Di akhir cerita, bisa saja
justru kamu yang kena semuanya. Hati hangus dan nilai pun bernasih sama.
Pilih setiap hari berpahala atau
Setiap saat kena dosa ?
Apakah pacaran itu dosa ? ada sebuah hadist yang berbunyi:
“janganlah seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang
perempuan yang bukan mahramnya. Dan janganlah seorang wanita keluar dengan
seorang laki-laki kecuali ditemani mahramnya.” (HR AL Bukhari dan Muslim).
Pertanyaannya, apakah pacaran itu tidak berdua-duaan?
Kedua, ada hadis lagi yang berbunyi:
“Sungguh, jika kepala salah seorang daripada kamu ditusuk
dengan jarum besi yang menyala, itu masih lebih baik daripada kamu menyentuh
perempuan yang tidak halal bagimu.” (HR At Thabarani dan Al Baihaqi).
Pertanyaanya sekali lagi, apakah dalam berpacaran tidak ada saling sentuh?
Alangkah indahnya bila kita mengisi hari-hari kita dengan
pahala. Memperbaiki diri dengan amalan sunnah Nabi. Mumpung masih muda, masih
kuat dan masih penuh dengan semangat. Dan alangkah menyesalnya, ternyata dimasa
muda, kita justru mengumpulkan dosa. Sedikit demi sedikit, hingga lambat laun
jadi bukit. Kita berlindung kepada Alloh dari hal semacam ini,