Minggu, 05 Mei 2013




Hidup ini adalah pilihan. Hanya saja setiap pilihan pasti ada konsekuensinya. Tidak sembarangan. Harus dipikir masak-masak. Di pikirkan dengan pikiran yang jernih dan logika yang masuk akal. Jangan sampai salah memilih, karena akibat dari pilihan yang salah juga akan sangat menakutkan, naumun, pilihannya benar, maka hasilnya akan sangat membahagiakan.

Nah, saat cinta menghampirimu, sebaiknya juga segera memilih. Apakah kau akan merespon cinta itu datang, ataukah justru sebaliknya kamu memilih tidak menaggapinya dan menunggu saat yang tepat untuk menyamainya. Pilihannya cukup sederhana, take it or leave it.
Meskpun tentu saja hal ini sangat sulit. Karena sapaan cinta begitu syahdu. Ia akan melenakan kamu dan membuai hatimu, ia akan membuat kamu merasa disayangi, merasa diperhartikan dan merasa selalu dalam kondisi kebahagiaan yang luar biasa.

Tatkala engkau sedang merasakan getarannya, ia akan menggema dalam sanubari hati yang menyahutmu berkali-kali. Terbayang-bayang akan wajah si dia yang telah mengusik hatimu., gelisah tak berujung, dan penantian itu selalu menuntutmu. Menuntut untuk tahu kabar dia, menuntut untuk selalu mendengar suaranya, membayangkan wajahnya dan lain sebagainya.
Di saat itulah kamu harus segera tersadar, bahwa itu bukan pilihan yang baik. Konsentrasimu bukan untuk itu. Bukan belajar cinta dengan segala konsekuensinya. Bukan pula kursus sayang-sayangan dengan orang yang non muhrim yang kau anggap kekasihmu.
Segeralah untuk memilih membungkam perasaanmu. Mnidurkannya sesaat dan kembali menatap masa depanmu dengan indah. Lenakan semua bayang-bayang tentang dia, dan berharaplah pada kasih sayang Alloh yang Maha Kuasa.
Tetapi sayangnnya, sebagian besar anak muda tidak mau memilih pilihan yang kedua. Justru malah dia memilih melanjutkan pilihan yang pertama dengan menanggapi cinta yang ada. Mereka kemudian membingkai perasaan yang ada dengan kesemuan yang mereka bangun sendiri. Istana cinta yang bisa saja rapuh ditelan bumi, atau bahkan kalah ditekuk oleh dahsyatnya api yang menyala-nyala.

Pilih Pacaran atau pelajaran ?

Pilih yang mana ? pastinya kamu akan memilih kedua-duanya , ya pacaran, ya pelajaran. Kayaknya kok tidak mungkin dua-duanya. Tidakkah kamu tahu betapa susahnya membagi perhatian, antara memperhatikan sang pacar dengan memperhatikan pelajaran.
Pelajaran disekolah jelas membutuhkan perhatian yang besar. Bila kamu adalah seorang pelajar maka belajar merupakan tugas wajib kemu sebagai seorang pelajar. Pelajaran sekolah yang sedemikian banyaknya tentu saja tidak dengan mudah bisa kamu kuasai. Kamu kudu punya strategi jitu, mumpuni dan sangat brilian untuk mengatasi itu semua. Apa lagi bila setiap pelajaran ternyata sangat membutuhkan keseriusan, pikiran yang tenang dan ketelitian. Ditambah lagi dengan guru yang galak, judes dan sangat tidak tamah, pasti pikiran kamu semakin puyeng dibuatnya.

Pelajaran kudu nomer satu, sebab kalau nilai jeblok, kita sendiri yang merugi. Pacar kita yang sok imut dan baik hati itu pun tidak akan mengembalikan nilai kamu. Dia pun pasti hanya bisa bilang, “Gak papa YANG, nilai kamu nggak begitu bagus, yang penting aku masih SAYANG kamu…..” Uhuiiiiiii, Ciye ciye..! tak ada hubungannya emang, tetapi sering kali kata-kata seperti ini bisa meluluhkan hati. Pikiran gelisah mendadak berubah menjadi sendu, hujan rintik-rintik dan bahkan sejuk seketika.

Resikonya bila pacaran melulu, bisa jadi malah kamu berdua bisa senasib sepenang-gungan. Jam sekolah bukannya belajar di kelas, malah belajar di taman, tidak ada rasa malu, berduaan, sayang-sayangan dilihat banyak orang. Padahal baju seragam SMA masih dipakai dengan santainya. Bangga dengan kesalahan dan sangat angkuh menolak kebenaran. Kesenagnan yang dipupuk hanyalah kesenangan semu. Kamu merasa akan selalu bahagia bersamanya. Merasa disanjung, dipuji dan dibahagiakan. Bisa jadi itu hanya kepalsuan saja, karena ada sesuatu pada dirimu yang menarik harti pacarmu. Mungkin saja dia mengincar sesuatu dari kamu, yang mungkin kamu sama sekali tidak tahu. Atau dia mengambil keuntungan dari hubungan cinta yang kamu jalin. Apaka itu dalam bentuk materi, uang, atau fasilitas lain yang kamu milik sekarang. Pikiran kamu menjadi tersita dengan segala kesibukanmu menyamai cinta bersamanya.

Menghabiskan waktu dengan SMS ria, telepnan asmara dan seabrek aktivitas lainnya. Pelajaran menjadi bahan selingan saja. Sekolah hanya formalitas, tidak untuk mencari ilmu tetapi justru untuk bermain cinta bersama pacar. Seragam hanya sebagi kedok saja, karena mengikuti pelajaran menjadi sebuah aktivitas yang membosankan. Duduk di kelas tetapi pikiran melayang kepada si dia, guru menerangkan dengan jelas, tetapi otak tak mampu menangkap jelas apa yang diterangkan oleh guru. Pandangan melihat ke depan, tetapi hanya melamun saja. Kosong dan hampa. Setiap hari yang ada Cuma dia, dia dan dia. Tak ada yang lainnya.

Pilih nilai bagus atau
hati hangus ?

Nilai bagus, siapa yang nggak pengen. Semuanya pengen berprestasi, membawa nama sekolah dan dikenal sebagi siswa yang pintar. Tetapi posisi ini tidak mudah didapatkan. Karena dibutuhkan kerja keras, belajar yang tekun dan rajin mengulang pelajaran yang diberikan. Menambah waktu belajar, ikuti kursus tambahan, mendatangkan guru les kerumah dan seabrek persiapan-persiapan lainnya. Harus suka baca buku, suka diskusi, suka dengan hal yang baru, yang akan merangsang pikiran untuk maju. Tentu saja segala persiapan ini tidak bisa di samba. Apalagi di sambi dengan pacaran. Keduanya adalah dua keping mata uang yang berbeda. Prestasi harus didahulukan tetapi sang pacar pasti dan pasti akan selalu meminta perhatian.
Tidak menjawab SMS, jadi rebut. Tidak menjawab telepon, dicurigai macam-macam. Dianggap kasar, tidak perhatian, sudah lupa, dan seabrek tuduhan-tuduhan lainnya, sang pacar selalu ingin kamu bersama dia selalu. Menemani hari-harinya, baik hari bahagia maupun hari bête sekalipun. Lalu bagaimana memahamkan pacar bila kondisinya seperti itu. Pacar tidak mau tahu kondisi kamu, sementara dia selalu menuntut haknya. Di akhir cerita, bisa saja justru kamu yang kena semuanya. Hati hangus dan nilai pun bernasih sama.

Pilih setiap hari berpahala atau
Setiap saat kena dosa ?

Apakah pacaran itu dosa ? ada sebuah hadist yang berbunyi:
“janganlah seorang lelaki berdua-duaan dengan seorang perempuan yang bukan mahramnya. Dan janganlah seorang wanita keluar dengan seorang laki-laki kecuali ditemani mahramnya.” (HR AL Bukhari dan Muslim). Pertanyaannya, apakah pacaran itu tidak berdua-duaan?
Kedua, ada hadis lagi yang berbunyi:

“Sungguh, jika kepala salah seorang daripada kamu ditusuk dengan jarum besi yang menyala, itu masih lebih baik daripada kamu menyentuh perempuan yang tidak halal bagimu.” (HR At Thabarani dan Al Baihaqi). Pertanyaanya sekali lagi, apakah dalam berpacaran tidak ada saling sentuh?

Alangkah indahnya bila kita mengisi hari-hari kita dengan pahala. Memperbaiki diri dengan amalan sunnah Nabi. Mumpung masih muda, masih kuat dan masih penuh dengan semangat. Dan alangkah menyesalnya, ternyata dimasa muda, kita justru mengumpulkan dosa. Sedikit demi sedikit, hingga lambat laun jadi bukit. Kita berlindung kepada Alloh dari hal semacam ini,
0 Comments
Tweets
Komentar

0 komentar:

Posting Komentar