Pemuda ini terkena peluru nyasar, dengan segera kedua orang tuanya -semoga
Allah membalas kebaikan mereka- melarikannya ke rumah sakit militer di Riyadh.
Di tengah perjalanan, pemuda itu menoleh kepada ibu bapaknya dan sempat
berbicara. Tetapi apa yang ia katakan? Apakah ia menjerit atau mengerang sakit?
Atau menyuruh agar segera sampai ke rumah sakit? Ataukah marah dan jengkel?
Atau apa?
Orang tuanya mengisahkan bahwa
anaknya tersebut mengatakan kepada mereka. Jangan khawatir! Saya akan
meninggal… tenanglah… sesungguhnya aku mencium bau Surga! Tidak hanya sampai di
sini saja, bahkan ia mengulang-ulang kalimat trsebut di hadapan para dokter
yang sedang merawatnya, ia berkata kepada mereka, Wahai saudara-saudara, aku
akan mati, janganlah kalian menyusahkan diri sendiri… karena sekarang aku
mencium bau Surga.
Kemudian ia meminta kedua orang
tuanya agar mendekat lalu mencium keduanya dan meminta maaf atas segala
kesalahannya. Kemudian ia mengucapkan salam kepada saudara-saudaranya dan
mengucapkan dua kalimat syahadat, Asyhadu alla ilaha illAllah wa asyhadu anna
Muhammadar Rasulullah. Ruhnya melyang kepada Sang Pencipta.
Allohu Akbar… Apa yang harus
kukatakan dan apa yang harus aku komentari… semua kalimat tidak mampu terucap…
dan pena telah kering di tangan… aku tidak kuasa apa-apa kecuali hanya
mengulang-ulang firman Allah bagi yang terbiasa beramal shaleh tidak menentang
dan menyepelekan Agama Allah dalam hal apapun.
Allah meneguhkan (iman) orang-orang
yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat.
(QS. Ibrahim [14] : 27)
Tidak ada yang perlu dikomentari
lagi. Ia melanjutkan kisahnya. Mereka membawanya untuk dimandikan. Maka ia
dimandikan oleh saudaranya Dhiya di tempat memandikan mayat yang ada di rumah
sakit tersebut.
Saudara-saudaraku tercinta… kisah
belum selesai… saudara Dhiya bertanya kepada salah seorang pamannya, apa yang
biasa ia lakukan semasa hidupnya? Tahukah anda apa jawabannya?
Apakah anda kira ia menghabiskan
malamnya dengan berjalan-jalan di jalan raya? Atau duduk di depan televisi
untuk menyaksikan hal-hal yang terlarang? Atau ia tidur pulas hingga terluput
mengerjakan shalat? Atau sedang meneguk khamr, narkoba dan rokok? Menurut anda
apa yang telah ia kerjakan? Mengapa ia mendapatkan husnul khatimah yang aku
yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-idamkan meninggal dengan mencium bau
Surga
Mengapa ia mendapatkan husnul
khatimah yang aku yakin bahwa saudara pembaca pun mengidam-idamkan meninggal
dengan mencium bau Surga. Ayahnya berkata, Ia selalu bangun dan melaksanakan
shalat malam sesanggupnya. Ia juga membangunkan keluarga dan seisi rumah agar
dapar melaksakan shalat Shubuh berjamaah. Ia gemar menghafal al-Qur’an dan
termasuk salah seorang siswa yang berprestasi di SMU.
Aku katakan, Maha benar Alloh yang
berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, Rabb kami ialah Alloh
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada
mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan), Janganlah
kamu merasa takut dan janganlah kamu sedih dan bergembiralah kamu dengan
(memperoleh) Surga yang telah dijanjikan kepadamu Kamilah pelindung-pelindungmu
dalam kehidupan dunia dan di akhirat di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu
inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang kamu minta. Sebagai
hidangan (bagimu) dari (Rabb) Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS.
Fushshilat [41] : 30-32)
Dalam sebuah hadits yang terdapat
dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda, Ada
tujuh golongan orang yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari tiada
naungan seleain dari naunganNya… di antaranya, seorang pemuda yang tumbuh dalam
melaksanakan ketaatan kepada Allah.
Dalam sebuah hadits shahih dari Anas
bin an-Nadhir ra, ketika perang Uhud ia berkata, Wah… angin Surga, sungguh aku
mencium bau Surga yang berasal dari balik gunung Uhud.
(Serial Kisah Teladan – Muhammad bin
Shalih Al-Qahthani)